55 Jalan Bintang 4, Senai, Johor, MY

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Tindak Pidana Siber Badan Reserse dan Kriminal Polri Brigadir Jenderal Himawan Bayu Aji mengatakan kepolisian kesulitan menindak bandar judi online karena situs dan aplikasi selalu muncul dengan beragam nama. “Setiap kami lacak aset dan muaranya dari IP (internet protocol) tapi selalu ke luar negeri karena servernya di luar negeri,” kata Bayu, Selasa, 14 Juli 2024.

Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) menegaskan penolakan seluruh praktik yang berkaitan dengan judi online, termasuk dalam segala jenis layanan keuangan digital. Ketua umum AFTECH, Pandu Sjahrir menyatakan kesepakatannya untuk berkomitmen penuh dalam kolaborasi bersama Kemenkominfo dalam menciptakan ekosistem keuangan yang bersih dari penipuan judi online.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fenomena maraknya judi online di Indonesia dalam kurun beberapa tahun terakhir membuat pemerintah akhirnya turun tangan. Presiden Joko Widodo atau Jokowi kemudian membentuk satuan tugas atau Satgas Judi Online sebagai upaya pemberantasan pada Juni lalu. Satgas ini diberi waktu tugas enam bulan. Namun, pemberantasan judi online tampaknya membutuhkan perjalanan panjang.

Adapun Satgas Judi Online bekerja di bawah pengawasan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dalam menjalankan tugas, satgas ini terdiri dari dua divisi. Yaitu bidang pencegahan di bawah wewenang Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan bidang penindakan di bawah wewenang Kepolisian Republik Indonesia atau Polri.

Butuh perjalanan panjang lantaran pada praktiknya,m kerja Satgas Judi Online menemui banyak aral. Divisi pencegahan memang menunjukkan hasil positif, di mana sejauh ini mereka dilaporkan berhasil menekan angka akses masyarakat terhadap situs judi online hingga 50 persen. Berdasarkan laporan PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) pada periode Juli.

“Sesuai data dari PPATK di 2024 intervensi Satgas telah berhasil menurunkan 50 persen akses masyarakat terhadap judi online,” kata Ketua Harian Bidang Pencegahan Satgas Judi Online, yang juga Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, pada Kamis, 25 Juli 2024.

Namun, kendati berjuta-juta situs-situs judi online berhasil diblokir oleh bidang pencegahan, nyatanya bidang penindakan tak mampu mengungkapkan dan membereskan siapa bandar di balik maraknya bisnis haram ini di Indonesia. Polisi bagai tak berdaya. Ini ibarat membersihkan sampah tetapi membiarkan sumber sampahnya. Alhasil, judi online tetap merajalela.

Koran Tempo edisi Rabu, 17 Juli 2024 melaporkan, kendala mustahil menjaring bandar judi online lantaran bisnis ini dikendalikan dari lain negara. Berdasarkan pelacakan aset, divisi penindakan Satgas Judi Online menemukan bahwa Internet protocol address atau IP situs judi online yang beroperasi di Indonesia, servernya sebagian besar berada dari luar negeri.

“Kami lacak aset dan muaranya dari IP (Internet protocol address), tapi itu selalu ke luar negeri karena servernya di luar negeri,” kata Direktur Tindak Pidana Siber Badan Reserse Kriminal  atau Bareskrim Kepolisian RI Brigadir Jenderal Himawan Bayu Aji, Selasa, 16 Juli 2024.

Menurut Himawan, Polri tak mungkin bergerak sendiri dalam menindak para bandar, sebab perlu melibatkan beberapa pemangku kepentingan untuk mendapatkan solusi terbaik. Paling tidak, kata dia, untuk menangkap seseorang yang berada di luar negeri, Polri mesti bekerja sama dengan kepolisian di negara tempat pelaku bersembunyi. Upaya diplomasi antar- pemerintah juga diperlukan, apalagi regulasi judi yang berbeda.

“Servernya ada di sana, IP-nya ada di sana, regulasinya berbeda,” ujarnya.

Pakar hukum pidana dari Universitas Jenderal Soedirman, Hibnu Nugroho, berpendapat sama dengan Himawan Bayu Aji. Menurut dia, penindakan bandar judi online tidak bisa dilakukan begitu saja karena setiap negara memiliki aturan berbeda. Di Indonesia judi merupakan perbuatan ilegal sementara di beberapa negara dilegalkan.

“Perbedaan negara menjadi hambatan karena sistem yang dianut,” katanya.

Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti juga mengatakan perbedaan aturan di tiap negara menjadi kendala utama dalam menindak bandar judi daring. Polri dituntut menjalin kerja sama dengan kepolisian di negara tempat bandar judi berada. Proses ini tentu memakan waktu. Apalagi bandar judi biasanya dilindungi pihak-pihak tertentu.

“Jadi, kerja sama dengan kepolisian di negara tertentu tidak menjamin bandar judi bisa ditindak. Polri dan kepolisian negara sahabat juga punya banyak tantangan,” ujar Poengky.

HENDRIK KHOIRUL MUHID  | M. FAIZ ZAKI | AISYAH AMIRA WAKANG | KORAN TEMPO

ZonaMotor.NET – Terinspirasi dari booming nya sepeda motor custom yang lalu lalang di jalanan dengan basis mesin Honda Megapro, Mas Sayur jadi menerawang jauh ke belakang. Yuuup… tentang perjalanan panjang Honda Megapro di Indonesia.

Ini tulisan yang cukup panjang, ada 3 halaman :

Pada zamannya, Honda Megapro adalah primadona kaum lelaki. Mengendarai motor sport memang ada pride tersendiri waktu itu, karena waktu itu ( sekitar tahun 2000 an ) masih belum ada sepeda motor dengan transmisi otomatis alias skutik yang beredar di tanah air, kalaupun ada hanya beberapa gelintir saja, itupun CBU dan bukan buatan Pabrikan asal Jepang (zaman itu sudah ada beberapa gelintir “sultan” yang memakai Jet Matic Kymco). Jadi populasi sepeda motor pada masa itu hanya didominasi 2 varian, yakni sport dan motor bebek (Cub).

Honda Megapro adalah penerus kejayaan dari Honda GL Pro, yang mana Honda GL Pro sendiri sudah menjadi primadona kaum lelaki saat itu sejak era tahun 80-an.

SEKILAS PERJALANAN HONDA MEGAPRO DI INDONESIA.

Secara singkat, Honda Megapro pertama kali diperkenalkan pada tahun 1999 dengan basis mesin Honda GL Pro Neotech 156 cc yang merupakan mesin Honda GL Pro edisi terakhir, tanpa perubahan di sektor mesin, termasuk minusnya elektrik starter. Baru kemudian pada Honda Megapro generasi ke-2 disematkan fitur elektrik starter pada mesin Kaizen 156 cc nya namun tanpa perubahan desain. Generasi ke-3 Honda Megapro mengalami perubahan desain sangat drastis ramping dan sangat sporty untuk ukuran masa itu, dikenal dengan Megapro Primus karena orang awam lebih kenal kepada Brand Ambassador nya yakni Aktor Primus Yustisio. Generasi ke-4 Honda Megapro berubah total baik desain maupun mesinnya, ini karena Honda Megapro generasi ke-4 atau lebih dikenal dengan Honda New Megapro ini merupakan pelokalan produk Honda dari India, yakni Honda Unicorn Dazler. Generasi ke-5 Honda Megapro adalah Megapro FI. Dengan mempertahankan mesin sebelumnya namun dengan pengaplikasian sistem pengkabutan injeksi khas Honda yakni Honda PGM FI, Honda Megapro FI tampil percaya diri dengan tetap mempetahankan desain generasi sebelumnya hanya dengan sedikit perubahan di area shroud tangki bahan bakar. Dan inilah generasi terakhir Honda Megapro. Karena pada pertengahan Februari 2019, tiba-tiba saja Honda Megapro FI menghilang dari list produk di website resmi Astra Honda Motor.

Mari kita coba ingat kembali satu persatu, Honda Megapro dari masa ke masa.

BACA DI HALAMAN SELANJUTNYA >>>>>

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,